Ketahui Apa itu Babad Tanah Jawi? Mari Mengenal Sejarah Indonesia!
Banyak orang yang mungkin sudah tidak asing dengan karya yang berjudul Babad Tanah Jawi. Namun, apakah Anda sudah tahu apa sebenarnya karya tersebut, catatan sejarah Indonesia apa saja yang ada di dalamnya, serta bagaimana perkembangannya?
Jika ingin tahu lebih lanjut tentang hal-hal tersebut, maka artikel singkat ini bisa menjadi jawaban tepat untuk Anda!
Apa itu Babad Tanah Jawi dalam Catatan Sejarah Indonesia?
Jika dilihat dari namanya, Babad Tanah Jawi memiliki arti ‘Sejarah Tanah Jawa’. Bisa disebutkan bahwa Babad Tanah Jawa adalah salah satu karya penting dalam catatan sejarah Nusantara, khususnya untuk menceritakan berbagai detail sejarah di tanah Jawa.
Meski di kalangan ahli sejarah masih banyak perdebatan tentang berbagai kebenaran isinya, tetapi tetap saja nilai tinggi dari sejarah dan budaya yang ada di dalamnya membuat karya ini menjadi salah satu aspek penting dalam terbentuknya identitas bangsa Indonesia.
-
Siapa Penulisnya?
Karena ini merupakan sebuah karya dalam bentuk tulisan, mungkin pertanyaan penting yang ada di pikiran banyak orang yakni siapa yang menuliskan karya besar ini?
Namun sayangnya, ini masih menjadi salah satu misteri dalam catatan sejarah Indonesia. Tidak diketahui secara pasti siapa atau siapa saja yang menuliskan karya sastra ini
Catatan yang sangat rinci ini, tidak memiliki nama penulis, sehingga banyak ahli yang meyakini bahwa ada berbagai informasi di dalamnya yang diturunkan dan dituliskan dari generasi ke generasi.
Tidak adanya nama penulis yang pasti tidak lantas membuat karya ini menjadi berkurang drastis nilai sejarahnya. Berbagai detail yang tercatat di dalamnya menjadikannya sebagai salah satu catatan sejarah penting yang hingga kini masih menjadi bahan referensi.
-
Kisah yang Tercatat
Ada banyak hal yang dibahas dalam Babad Tanah Jawi, terutama berkaitan dengan kisah Kerajaan Mataram Islam. Terdapat cangkupan isi tentang para raja, kepemimpinan dan pergantian raja-rajanya, perang antar kerajaan yang terjadi, dan berbagai aspek budaya serta nilai luhur di dalamnya,
Selain raja-raja Mataram, berbagai kisah hubungan mereka dengan kerajaan lain pun tercatat di sana, sehingga inilah yang membuat karya ini memiliki muatan yang semakin kompleks.
Kisah yang ada di dalam Babad Tanah Jawi dimulai dengan era Kerajaan Medang, lalu menuju masa Wangsa Sanjaya, serta berlanjut hingga Wangsa Mataram.
Salah satu kisah menarik di dalamnya yakni tentang Raden Patah yang merupakan pendiri Kesultanan Demak. Pasukan Demak yang kala itu berhasil mengalahkan Majapahit, tercatat di dalam karya ini.
Selain itu, berbagai kerajaan yang menjadi bawahan dari Kerajaan Demak juga tercatat, termasuk kisah para rajanya.
Menariknya, catatan yang ada di dalamnya berbentuk prosa dan puisi. Inilah yang membuat Babad Tanah Jawi sering disebut sebagai ‘karya sastra’.
Perkembangan Babad Tanah Jawi
Mari lanjut ke pembahasan penting lainnya, tentang bagaimana karya ini bisa berkembang dan tetap ada hingga saat ini.
Pada dasarnya, Babad Tanah Jawi diturunkan dari generasi ke generasi. Para pujangga, seniman, dan sejarawan tetap melestarikan berbagai kisah yang tercatat dalam karya ini.
Selain mengumpulkan naskah penting, mereka juga berperan untuk menyusun, menyunting, dan menambahkan berbagai naskah atau keterangan sejarah yang lebih mudah untuk dipahami pembaca.
Ketika sampai pada masa Kesultanan Yogyakarta, Hamengkubuwono I memimpinn untuk melakukan penulisan yang lebih terstruktur dan sistematis untuk catatan ini. para tokohb sastra dan agama diundang untuk melakukan penataan, penambagan, dan perbaikan untuk naskah yang telah ada.
Pada masa kolonialisme Belanda, sejumlah koleksi babad telah diambil dan dibawa ke Belanda. Meski demikian, hingga saat ini masih ada sebagian babad yang tersimpan di Perpustakaan Nasional.
Kisah yang panjang dari Babad Tanah Jawi ini menjadi saksi atas berlangsungnya berbagai cerita di tanah Jawa, serta bagaimana para penulis mengabadikan momen penting tersebut. Hingga saat ini, para akademisi yang belajar tentang sejarah Indonesia pun masih menggunakan karya ini sebagai referensi penting.